Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Guru atau Dosen?



Bimbang mau jadi guru atau jadi dosen?

Jika kamu sudah lulus S2, tentu kamu memiliki peluang untuk menjadi dosen. Namun, seleksi masuk menjadi dosen tentu saja tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi saingan kamu juga pasti lulusan S2 juga, belum lagi saingan yang pengalaman dalam dunia perdosenan.

Lulusan S2, terutama dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, biasanya akan bimbang untuk tetap menjadi guru atau beralih menjadi dosen. Sebenarnya kedua pekerjaan tersebut hampir serupa, tapi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kali ini kita akam membahas apa saja kelebihan dan kekurangan dari menjadi guru dan menjadi dosen.


Pengertian Guru dan Dosen

Guru dan Dosen diatur oleh Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Adapun pengertian dari guru dan dosen menurut UU nomor 14 tahun 2005, yaitu:

  • Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
  • Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat..


Tugas dan Kewajiban

Guru memiliki tugas dan kewajiban utama sebagai berikut:

  1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
  2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai degan perkembangan IPTEKS.
  3. Membina siswa agar mampu mengembangkan diri, menyelesaikan masalah, dan memiliki kepribadian yang baik.

Sedangkan dosen memiliki tugas dan kewajiban yang hampir serupa namun mendapat tambahan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yaitu:

  1. Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
  3. Melaksakan penelitian sesuai dengan bidang keilmuan dan menyebarluaskannya.
  4. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan serta visi misi perguruan tinggi.
  5. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai degan perkembangan IPTEKS.
  6. Membimbing mahasiswa agar mampu mengembangkan diri, menyelesaikan masalah, dan memiliki kepribadian yang baik.


Mana yang lebih baik kerja sebagai dosen atau guru?

Sebenarnya keduanya baik, namun karena pola mengajarnya dan pola kerjanya yang berbeda, banyak orang yang memilih menjadi guru saja, atau menjadi dosen.

Beberapa orang suka untuk menghadapi anak-anak sehingga mengajari anak anak di sekolah menjadi pekerjaan yang nyaman bagi mereka. Namun, ada juga yang lebih suka mengajar orang-orang yang kritis dan suka beropini seperti mahasiswa sehingga pekerjaan dosen cocok untuk mereka. Nah, kalau kamu lebih suka yang mana?

Jika ingin menjadi seorang dosen, maka syarat utamanya adalah telah lulus S2, sedangkan untuk menjadi guru hanya perlu lulus minimal S1 saja.

Beban mengajar juga harus diperhatikan. Seorang guru harus mengajar setidaknya setara dengan 24 jam pelajaran perminggu. Berbeda dengan guru, seorang dosen akan diberikan beban kinerja setara dengan 12 SKS yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Nah, kamu harus benar-benar mengerti pekerjaan seperti apa yang kamu sukai sebelum menentukan menjadi guru atau menjadi dosen.

Kembali lagi pada pertanyaan mana yang lebih baik, keduanya sama baiknya karena tujuannya tetap sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.


Besaran gaji dosen dan guru

Tentu saja ada banyak hal yang mempengaruhi penghasilan guru dan dosen, contohnya seperti:

  1. Status ikatan kerja (pegawai tetap/kontrak/honorer)
  2. Masa kerja
  3. Upah Minimum Regional
  4. Jabatan Akademik
  5. Sertifikasi Pendidik
  6. Jumlah peserta didik (siswa/mahasiswa)

Nah dari poin-poin diatas, yang paling menentukan adalah status ikatan kerjanya. Seorang guru honorer, biasanya memiliki gaji yang minim, terutama guru honorer di sekolah negeri. Beda ceritanya dengan guru tetap Yayasan di sekolah swasta yang biasanya gajinya sudah UMR atau mendekati. Selain itu, guru honorer akan sulit mendapatkan status dan sulit terdaftar di database calon peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), tentu akhirnya juga akan terhambat untuk mendapatkan sertifikasi pendidik. Nah, Guru tetap Yayasan memiliki peluang yang lebih baik untuk terdaftar sebagai guru di pangkalan data pusat serta terdaftar sebagai calon guru tersertifikasi.

Guru ASN/PNS tentu memiliki gaji yang lebih pasti, walau sebenarnya banyak juga guru di sekolah swasta yang memiliki gaji lebih besar.

Gaji dosen tidak jauh berbeda dengan gaji guru, semuanya bergantung pada status ikatan kerja. Namun kebanyakan perguruan tinggi memberikan gaji yang lebih baik bagi dosen jika kita bandingkan dengan guru di sekolah dengan status ikatan kerja yang sama. 

Berapa besaran gaji Guru dan Dosen?
Berikut ini pemasukan yang bisa didapatkan oleh Guru:

  1. Gaji Pokok (Rp. 1.500.000 s.d. Rp. 3.500.000, tentatif tergantung ikatan kerja, masa kerja dan UMR)
  2. Transport harian
  3. Transport mengajar per pertemuan
  4. Transport membuat dan mengoreksi soal ujian
  5. Transport pengawas ujian
  6. Transport pembina ekstrakurikuler
  7. Sertifikasi pendidik

Berikut ini pemasukan yang bisa didapatkan oleh Dosen:

  1. Gaji Pokok (Rp. 1.500.000 s.d. Rp. 3.500.000, tentatif tergantung ikatan kerja, masa kerja dan UMR)
  2. Transport harian
  3. Transport mengajar per pertemuan
  4. Transport membuat dan mengoreksi soal ujian
  5. Transport pengawas ujian
  6. Transport penguji tugas akhir/skripsi
  7. Transport pembina UKM
  8. Transport kegiatan non-akademik
  9. Sertifikasi pendidik
  10. Tunjangan kehormatan guru besar


Kesimpulan

Sebenarnya keduanya, guru dan dosen, adalah pekerjaan yang serupa. Namun, pola kerjanya memang agak berbeda. Mana yang lebih baik dari keduanya adalah pilihan setiap orang karena mereka punya pendapat yang berbeda-beda. 

Ada yang menyebutkan mengajar anak sekolah lebih mudah karena mereka lebih mudah diatur, sebaliknya ada juga yang mengatakan mengajar mahasiswa lebih mudah karena mereka sudah dewasa. Kembali lagi, semuanya tergantung pada pilihan kita.

Hal yang harus diperhatikan adalah beban kerjanya yang berbeda. Seorang guru profesional harus bekerja setara dengan minimal 24 Jam Pelajaran, ditambah lagi dengan kegiatan penunjang lainnya seperti ekstrakurikuler. Dosen memiliki kewajiban yang terdengar lebih sedikit, yaitu hanya setara dengan 12 SKS, namun 12 SKS itu harus meliputi kegiatan mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat.

Jika kamu suka mengajar saja, tanpa harus meneliti apalagi mengabdi kepada masyarakat, maka menjadi guru adalah pilihan yang tepat. Namun, jika kamu suka mencari tahu hal-hal baru melalui penelitian dan pengabdian, maka menjadi dosen mungkin akan cocok.

Masalah gaji sebenarnya cukup sulit untuk digeneralisasikan karena setiap sekolah dan perguruan tinggi mempunyai standar gaji yang berbeda-beda. Kecuali sekolah dan perguruan tinggi yang gaji pegawainya sudah dibayarkan oleh negara. Sarannya adalah perhatikan ikatan kerja, jika ingin mendapatkan gaji yang layak maka harus menjadi guru tetap atau dosen tetap.

Selanjutnya, seorang guru cukup memiliki ijazah S1 saja, beda dengan dosen yang syarat minimalnya adalah S2. Namun bukan berarti guru tidak boleh S2, bahkan saat ini sudah banyak guru yang pendidikannya adalah S3. 

Ada satu hal lagi yang cukup meresahkan saat ini, yaitu dihilangkannya penerimaan guru CPNS dan digantikan dengan PPPK. Kabarnya dosen juga akan seperti itu. Hal ini menjadikan sebagian besar lulusan fakultas keguruan sedikit kecewa, tapi yaah mau bagaimana lagi. Selain itu, saingannya juga cukup banyak karena setiap tahun ada ribuan calon guru yang lulus dari perguruan tinggi. Sarannya, menjadi guru tidak harus PNS dan PPPK, guru swasta juga banyak kok yang gajinya diatas 5 juta, begitu juga dengan dosen swasta.

Pastinya kedua pekerjaan tersebut memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi pekerjaan apapun yang kamu pilih, berikanlah yang terbaik agar dapat menjadi manfaat bagi orang lain.

Sekian dulu artikel kali ini, semoga bisa memberikan sedikit gambaran tentang menjadi guru atau dosen.

Post a Comment for "Menjadi Guru atau Dosen?"