Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran dengan "zoom" tidak efektif? Ini potensi-potensi pembelajaran jarak jauh

Belajar online di masa Pandemi 


Pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal selama setahun terakhir ini. Mulai dari keadaan sosial, ekonomi, hingga dunia pendidikan. Semua hal tersebut memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi agar pandemi covid-19 ini tidak menyebar semakin luas.

Dunia pendidikan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan selama masa pandemi ini. Sistem pembelajaran berubah cukup banyak mengikuti arahan dari pemerintah. Kebijakan yang dibuat adalah menghindari pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh atau dengan pembelajaran online (daring).

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah hal baru bagi para guru. Walaupun sebenarnya sudah banyak guru yang melakukannya, tapi mayoritas guru belum bisa melakukannya dengan maksimal. Kebanyakan guru belum memiliki kemampuan untuk merencanakan, mengaplikasikan, serta mengevaluasi pembelajaran jarak jauh ini.

Kebanyakan guru malah meniru proses belajar mengajar tatap muka. Padahal, pembelajaran dengan konsep jarak jauh dan daring (online) tidak bisa disamakan dengan tatap muka. Bukannya malah lebih mudah, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan dengan daring malah menjadi lebih berat dan ribet.

Salah satu yang dilakukan para guru adalah melakukan pembelajaran menggunakan aplikasi conference seperti zoom, google meet, microsoft teams, dll. Jadi karena mereka tidak memahami konsep pembelajaran jarak jauh, akhirnya mereka melakukan pembelajaran tatap muka secara online.

Apakah pembelajaran harus selalu tatap muka?
Jelas tidak. Pembelajaran dengan konsep jarak jauh menuntut kemandirian belajar dari siswa, bukan sepenuhnya tanggung jawab guru untuk menyampaikan materi.

Agar lebih seru lagi, mari kita ulas dari poin-poin berikut:


GURU DAN MURID

Pembelajaran daring dengan tatap muka menggunakan aplikasi seperti zoom akan menuntut adanya perangkat komputer, laptop, atau smartphone. Ditambah lagi dengan perangkat pendukung seperti microphone, speaker, headset, dan pastinya koneksi internet. 

Jangan lupa, setiap pertemuan tatap muka online akan membutuhkan alokasi waktu khusus serta ruangan yang mendukung.

Jadi, coba bayangkan kesulitan-kesulitan apa saja yang akan dihadapi oleh guru dan siswa. Coba bandingkan guru yang paham cara mengaplikasikan zoom dengan baik dengan guru yang kurang paham. Coba juga bayangkan bagaimana para siswa akan terkoneksi, bandingkan keadaan para siswa yang berbeda-beda.

Peluang terjadinya gangguan pada proses pembelajaran sangatlah besar. Ditambah lagi pasti akan banyak siswa yang tidak memiliki fasilitas cukup serta kurangnya pendampingan dari orang tua. 

Ingatlah satu hal, pembelajaran online seharusnya memudahkan bukan malah mempersulit.


MATERI

Sayangnya, masih banyak guru yang menerapkan konsep "yang penting semua materi tersampaikan" dan juga "bodo amat dengan pemahaman siswa".

Sistem ini akan sangat sulit diubah. Jadinya, pada pembelajaran virtual, guru hanya menyampaikan materi dan menyelesaikan target pembelajaran. Bayangkan betapa membosankannya pembelajaran tatap muka yang dilakukan secara online jika guru mengajar seperti tatap muka dikelas.

Memang tidak semua guru seperti itu. Ada banyak juga guru yang mengerti bagaimana cara menyampaikan materi di aplikasi meeting. Guru yang kreatif akan membuat tampilan-tampilan menarik, mulai dari power point, video, ilustrasi, dan sebagainya. Dengan begitu murid akan memberikan perhatian lebih ketika belajar.

Lalu apakah aplikasi seperti zoom efektif untuk menyampaikan materi dan melakukan pembelajaran?

SANGAT EFEKTIF, jika yang ditargetkan adalah kedisiplinan siswa untuk hadir tepat waktu, ketahanan belajar siswa, hubungan sosial antara guru-siswa dan siswa-siswa, dan juga untuk konfirmasi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Tapi bisa juga TIDAK EFEKTIF, karena guru tidak bisa secara langsung berinteraksi dengan siswa. Ditambah lagi keterbatasan waktu pembelajaran, serta keterbatasan ruang, sumber belajar, dan fasilitas yang dimiliki siswa.

Walaupun begitu, aplikasi zoom meeting masih menjadi cara terbaik bagi beberapa guru untuk memaksimalkan pembelajaran. Tapi tetap saja banyak guru yang salah kaprah menggunakan aplikasi zoom meeting ini, karena sistem yang cocok bagi seorang guru belum tentu cocok bagi guru yang lain.


KUOTA DAN INTERNET

Koneksi internet adalah yang paling wajib dimiliki untuk menjalankan sistem pembelajaran virtual seperti ini. Ibarat sebuah kendaraan bermotor, kuota internet adalah bensin yang akan membuat kendaraan tersebut bekerja.

Sekarang, coba hitung berapa banyak kuota internet yang akan dihabiskan oleh guru dan siswa saat melakukan pembelajaran tatap muka online. Lalu, coba konversikan dengan uang, berapa banyak uang yang harus dihabiskan oleh siswa membeli kuota internet.

Tidak semua siswa mampu membeli kuota internet yang banyak. Untungnya pemerintah mengerti hal ini dan membagikan kuota internet gratis untuk guru dan siswa. Tapi menurut saya itu tidak akan cukup jika siswa harus mengikuti pembelajaran zoom tiga hingga enam jam per-hari.

Jika bisa dipertimbangkan lagi, file seperti power point, video, link YouTube, atau video game pembelajaran interaktif tidak memerlukan kuota internet sebesar pertemuan tatap muka di zoom meeting. Jadi kenapa tidak memanfaatkannya. Guru bisa merekam atau membuat video pembelajaran, kemudian membagikan kepada siswanya.


KESIMPULAN

Pembelajaran online seharusnya mudah, cepat, dan fleksibel. Mungkin konsep pembelajaran online ini belum sepenuhnya dipahami oleh banyak guru karena keadaan yang tiba-tiba mengharuskan terjadinya pembelajaran online.

Konsep e-learning seharusnya memudahkan siswa belajar tanpa bertatap muka dengan gurunya. Jadi kenapa harus memaksakan pembelajaran tatap muka dengan aplikasi seperti zoom. Idealnya, guru akan memberikan materi yang bisa dibuka secara online oleh siswa kapan pun dan dimanapun dengan disertai tugas-tugas yang bisa dikerjakan dengan limit waktu tertentu. Sistem pembelajaran seperti ini memang menuntut siswanya untuk mampu belajar secara mandiri, selain itu juga menuntut gurunya untuk mampu menjadi moderator dan fasilitator yang baik.

Tapi inilah keadaannya saat ini. Kita harus memaklumi semua masalah ini karena terjadi dengan sangat cepat. Harapannya adalah Pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga dunia pendidikan kembali normal. Jika pun belum berakhir dalam waktu dekat, pemerintah bersama dengan praktisi pendidikan harus merancang dan membenahi sistem pembelajaran daring ini agar tidak salah kaprah dalam pelaksanaannya.

Sebagai penutup, marilah kita berdoa agar pandemi ini segera berakhir. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan yang sudah diberikan oleh pemerintah.

Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat.


Baca juga:
Mengapa bahasa Inggris menjadi bahasa Internasional
Cara jitu belajar bahasa Inggris dalam sekejap


Post a Comment for "Pembelajaran dengan "zoom" tidak efektif? Ini potensi-potensi pembelajaran jarak jauh"